Halo teman-teman, kembali lagi bersama kami. Hari ini Prilly & Pricyl ingin berbagi Unsur Intrinsik Cerpen
Teman-teman,
sperti yang kita ketahui Cerpen atau cerita pendek adalah jenis prosa singkat
yang pastinya sudah tidak asing di telinga teman-teman. Jalan cerita yang tidak
terlalu panjang dan singkat membuat jenis prosa ini banyak digemari sebab tidak
diperlukan waktu lama untuk menuntaskan membacanya. Sama seperti prosa-prosa
lainnya, cerpen juga memiliki unsur-unsur yang membangun, yang terbagi menjadi
dua, yakni unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen.
Dalam
materi kali ini, Prilly dan Pricyl akan membahas unsur intrinsik cerpen yang
merupakan unsur-unsur pembangun sebuah prosa yang bisa dijumpai dalam
ceritanya.
1. Tokoh
dan Penokohan
Setiap
cerita pasti memiliki tokoh-tokoh yang menjadi pemain di dalamnya. Tidak hanya
menjadi tokoh yang diam, pemain-pemain dalam sebuah prosa memiliki sikap dan
peran dalam membentuk cerita. Karena itulah, unsur instrinsik cerpen berupa
tokoh dan penokohan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Ketika
menemukan seorang tokoh dalam cerita, secara tidak langsung kamu akan digiring
untuk mengetahui peran dan sikapnya dalam suasana yang hendak dibangun pada
cerpen tersebut. Sikap dan peran tersebutlah yang disebut sebagai penokohan,
sementara nama-nama dari tiap pemain disebut sebagai tokoh.
2. Alur
Sebagian
orang sulit membedakan alur dengan jalan cerita. Padahal, simpelnya, alur
adalah rangkaian cerita yang memiliki hubungan sebab-akibat (kausalitas)
sehingga membentuk suatu kesatuan. Sementara itu, jalan cerita hanyalah
rangkaian cerita yang berbentuk kronologis dari awal sampai akhir, tanpa
disertai hubungan kausalitas yang kuat.
Secara
sederhana, alur memiliki beberapa tahapan, mulai awalnya pengenalan, konflik,
komplikasi (kerumitan), klimaks, leraian, sampai pada penyelesaian.
Berikut
ini adalah penjelasan dari masing-masing bagian alur.
a. Pengenalan
Pada
tahap ini, pembaca dikenalkan pada tokoh, penokohan, hingga latar sebuah
cerita.
b. Konflik
Setelah
itu, pembaca akan dihadapkan pada bagian cerita yang menampilkan masalah utama
dari kisah. Masalah bisa menyangkut persoalan dalam diri sang tokoh,
perselisihan dengan tokoh lain, sampai antara satu tokoh dan lingkungannya.
Untuk cerpen, biasanya hanya ada satu konflik yang membangun kisahnya.
c. Klimaks
Ketika
masalah sudah mencapai puncaknya, itulah yang dikenal dengan istilah klimaks.
Di tahap ini pembaca bisa mendapatkan puncak ketegangan dari persoalan yang
diusung pengarang.
d. Leraian
Setelah
mencapai puncak, persoalan akan menemui titik balik yang cenderung menurun.
Tingkat ketegangan berkurang karena masalah sedang menuju pada tahap akhir.
e. Penyelesaian
Tahap
akhir yang dimaksud adalah penyelesaian. Pada bagian ini, semua masalah diuraikan
dan didapati solusinya. Namun, ada juga cerpen yang membuat penyelesaiannya
secara terbuka sehingga bagian solusi tidak diceritakan.
Kelima
bagian alur di atas tidak mesti terjadi secara berurutan. Apalagi pada
cerpen-cerpen modern, kamu bisa saja menjumpai kisah yang dimulai dari klimaks
dan berujung pada klimaks juga.
Selain memiliki tahapan, alur sebuah cerita juga memiliki jenisnya masing-masing. Secara umum, ada tiga jenis alur yang bisa ditemukan pada cerpen.
a. Alur
Maju
Pada
model alur ini, cerita dijabarkan secara kronologis dan mengikuti ketentuan
waktu yang selalu bertambah. Untuk cerita dengan alur maju, tahapan alurnya
cenderung konvensional, yaitu pengenalan-konflik- klimaks,
leraian-penyelesaian.
b. Alur
Mundur
Model
alur ini biasanya menampilkan konflik atau penyelesaian terlebih dahulu. Dari
sana, barulah diceritakan ulang mengenai tahapan masalah yang membentuk alur
sehingga terkesan waktunya bergerak mundur dan disebut sebagai alur mundur.
c. Alur
Kilas Balik (Flash Back)
Alur
kilas balik merupakan penggabungan alur maju yang disertai kilasan-kilasan
kisah yang sifatnya mengenang atau mengingat. Kenangan ini diceritakan pula
secara detail untuk membangun kelengkapan cerita.
3. Latar
Unsur
intrinsik cerpen yang satu ini sering disebut sebagai setting dan
mencakup tiga hal di dalamnya, yakni latar waktu, latar tempat, dan latar
suasana yang membangun sebuah peristiwa. Pada intinya, latar merupakan gambaran
suasana yang terjadi pada sebuah cerita.
a. Latar
Waktu
Menggambarkan
kapan peristiwa dalam kisah tersebut terjadi.
b. Latar
Tempat
Menggambarkan
di mana dan lokasi tempat terjadinya peristiwa.
c. Latar
Suasana
Menggambarkan
cara peristiwa itu terjadi dan perasaan yang dialami para tokoh.
4. Sudut
Pandang
Sudut
pandang merupakan bagian unsur intrinsik cerpen yang menjelaskan pencerita yang
mengisahkan cerpen tersebut. Dalam prosa, umumnya ada dua jenis sudut pandang,
yaitu sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga.
a. Sudut
Pandang Orang Pertama
Model
sudut pandang yang satu ini biasa diceritakan oleh kata ganti orang pertama,
yaitu “aku”. Pencerita sebagai aku bisa memiliki dua peran, yakni dia sebagai
pemeran utama cerita tersebut ataupun dia hanya sebagai pengamat dari
tokoh-tokoh lain yang diceritakannya.
b. Sudut
Pandang Orang Ketiga
Sudut
pandang yang memakai orang ketiga ditandai dengan penggunaan kata ganti “dia”
untuk menunjuk para tokoh yang bermain dalam cerita. Model sudut pandang ini
juga dapat dibagi menjadi dua jenis. Yang pertama adalah sudut pandang orang
ketiga sebagai narator serbatahu yang bisa menjelaskan isi hati dan rahasia
dari peristiwa-peristiwa yang dialami tokoh. Yang kedua adalah sudut pandang
orang ketiga sebagai tokoh bawahan yang berfungsi sebagai pengamat.
5. Gaya
Bahasa dan Penceritaan
Dalam
sebuah cerpen, kamu akan menemukan banyak kiasan ataupun bahasa yang terkesan
lebih lembut atau lebih kasar. Inilah yang disebut sebagai gaya bahasa. Setiap pengarang
memiliki gaya bahasa yang berbeda dan ini juga berhubungan dengan penceritaan
yang dibangunnya pada sebuah cerpen.
Gaya
bahasa biasanya berbentuk majas untuk merefleksikan atau mengasosiasiakan
sebuah kalimat. Ada juga gaya bahasa yang menampilkan makna-makna konotatif
untuk memperindah tampilan cerita.
6. Tema
dan Amanat
Tema
sebuah cerita akan selalu berhubungan dengan amanat yang hendak disampaikan
oleh pengarah dalam pengisahannya. Jadi, sulit untuk memisahkan kedua unsur ini
guna berdiri sendiri-sendiri.
Meskipun
berkaitan, tema dan amanat memiliki arti yang berbeda sebagai unsur intrinsik
cerpen. Tema adaah gagasan dasar yang ada dalam sebuah cerita. Sebagai contoh
ketika membaca cerpen tentang perayaan Hari Pahlawan, kamu akan menemukan ide
cerita yang mengangkat masalah nasionalisme ataupun sikap rela berkorban.
Sementara
itu, amanat merupakan nilai-nilai yang bisa dipetik dalam kisah yang dibaca.
Nilai tersebut akan selalu berhubungan dengan tema yang mendasari cerpen
tersebut. Contohnya lagi, masih dengan cerpen tentang perayaan Hari Pahlawan,
kamu bisa menemukan pesan untuk mencintai tanah air ataupun untuk selalu
mengenang jasa para pahlawan.
0 comments:
Posting Komentar
Komentar teman-teman semua sangat berarti buat Blog ini.