Jumat, 20 November 2020

                                   Kehidupan Manusia Pada Masa Praaksara

Sumber Gambar: https://images.app.goo.gl/5o6NHN5mBGZ5TjuK7

2.        Periodisasi Masa Praaksara

Sejarah alam semesta jauh lebih panjang dibandingkan dengan sejarah kehiduppan manusia di muka bumi.  Manusia pertama kali muncul di muka bumi kira-kira tiga juta tahun yang lalu. Perioditas dapat dilakukan secara geologis, arkeologis dan perkembangan kehidupan manusia.

a)      Periodisasi secara Geologis

Proses perubahan bumi terbagi atas beberapa fase atau zaman. Perubahan dari zaman ke zaman memakan waktu lama sampai jutaan tahun. Berikut adalah periodisasi sejarah perkembangan bumi secara geologis:

1)      Zaman Arkaikum

Zaman ini merupakan zaman tertua yang berlangsung kira-kira sejak 2.500 juta tahun yang lalu. Pada waktu itu kulit bumi masih sangat panas, sehingga belum terdapat kehidupan diatasnya.

2)      Zaman Palaeozoikum

Zaman kehidupan tua berlangsung kira-kira sejak 340 juta tahun yang lalu.
Zaman ini sudah ditandai dengan munculnya tanda-tanda kehidupan, antara lain munculnya binatang-binatang kecil yang tidak bertulang punggung, berbagai jenis ikan, amfibi dan reptil.

3)      Zaman Mesozoikum

Zaman kehidupan pertengahan berlangsung sejak 140 juta tahun lalu. Pada zaman ini kehidupan di bumi makin berkembang. Binatang-binatang mencapai bentuk tubuh yang besar sekali, yang kita kenal dengan nama Dinosaurus. Disamping itu, juga mulai muncul berbagai jenis burung. Zaman mesozoikum disebut pula dengan zaman reptil karena pada zaman ini yang paling banyak adalah binatang jenis reptil.

4)      Zaman Neozoikum atau Kenozoikum

Zaman kehidupan baru, berlangsung sejak kira-kira 60 juta tahun yang lalu.

Zaman ini terbagi menjadi 2 yaitu:

i.      Zaman Tertier

Pada zaman ini ditandai dengan mulai berkurangnya hewan-hewan besar. Telah mememiliki berbagai jenis binatang menyusui, diantaranya kera dan monyet dan juga gajah purba yang pernah hidup di Amerika Utara dan Eropa Utara.

ii.    Zaman Kuartier

Zaman kuartier berlangsung sejak kira-kira 3 juta tahun yang lalu. Pada zaman ini sangat penting bagi kita, karena merupakan awal kehidupan manusia pertama kali di muka bumi  yang ditandai dengan munculnya tenda-tanda kehidupan manusia purba. Zaman ini dibagi kembali menjadi 2 zaman yaitu: 

-          Zaman Pleistosen/dilivium (zaman es/glasial), masa ini ditandai mulai mencairnya es di kutub utara karena perubahan iklim. Berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu. Pada masa inilah kehidupan manusia mulai ada.  

-          Zaman Holosen/alluvium, masa ini ditandai dengan munculnya homo sapiens, merupakan nenek moyang manusia modern saat itu. Masa ini berlangsung sekitar 20.000 tahun yang lalu.

 

b)      Periodisasi secara Arkeologis

Periodisasi secara arkeologis didasarkan atas hasil-hasil temuan benda-benda peninggalan yang dihasilkan oleh manusai yang hidup pada masa praaksara. Masa praaksara dibedakan menjadi dua zaman yaitu zaman batu dan zaman logam.

1)      Zaman Batu

Zaman batu adalah zaman ketika sebagian besar perkakas penunjang kehidupan manusia terbuat dari batu. Zaman batu dibagi menjadi 4 zaman yaitu:

i.      Paleolithikum

Paleolithikum disebut zaman batu tua. Hasil kebudayaanya banyak ditemukan di daerah Pacitan dan Ngandong Jawa Timur. Untuk membedakan temuan benda-benda praaksara di kedua tempat tersebut, para arkeolog sepakat menyebutnya sebagai kebudayaan Pacitan dan Kebudayaan Ngandong.

Zaman batu tua diperkirakan berlangsung kurang lebih 600.000 tahun silam. Kehidupan manusia masih sangat sederhana, hidup berpindah-pindah (nomaden). Mereka memperoleh makanan dengan cara berburu dan mengumpulkan buah-buahan, umbi-umbian, serta menangkap ikan.  

Alat-alat yang digunakan pada zaman ini terbuat dari batu yang masih kasar dan berlum diasah, seperti kapak perimbas atau alat serpih yang digunakan untuk menguliti hewan buruan, mengiris daging, atau memotong umbi-umbian.

ii.    Mesolithikum

Mesolithikum artinya zaman batu tengah. Hasil kebudayaan batu tengah lebih maju apabila dibandingkan dengan hasil kebudayaan Paleolithikum.

Pada zaman ini manusia sudah ada yang hidup menetap sehingga kebudayaan yang menjadi ciri zaman ini adalah kebudayaan Kjokkenmoddinger dan kebudayaan Abris sous Roche.

Kjokkenmoddinger adalah istilah yang berasal dari bahasa Denmark, yaitu kjokken artinya dapur dan modding artinya sampah. Jadi, arti sebenarnya kata Kjokkenmoddinger adalah  sampah dapur.  Kjokkenmoddinger ditemukan di sepanjang pantai timur Sumatera, yaitu antara Langsa dan Medan. Dari timbunan itu, ditemukan kapak genggam yang ternyata berbeda dengan kapak genggam Paleolithikum. Kapak genggam yang ditemukan tersebut dinamakan Pebble atau kapak Sumatera sesuai dengan lokasi penemuannya. Bentuknya sudah lebih baik dan mulai halus.

Abris Sous Roche maksudnya adalah gua-gua yang dijadikan tempat tinggal manusia purba yang berfungsi sebagai tempat perlindungan dari cuaca dan binatang buas. Alat-alat yang ditemukan pada gua tersebut antara lain alat-alat dari batu seperti ujung panah, flakes, batu pipisan, serta alat-alat dari tulang dan tanduk rusa. Kebudayaan Abris Sous Roche ini banyak ditemukan misalnya di Besuki, Bojonegoro, juga di daerah Sulawesi Selatan.

iii.   Neolithikum

Neolithikum berarti zaman batu baru. Pada zaman ini telah terjadi perubahan mendasar pada kehidupan masyarakat praaksara. Mereka mulai hidup menetap dan mampu menghasilkan bahan makanan sendiri melalui kegiatan bercocok tanam. Hasil kebudayaan yang terkenal dari zaman ini adalah kapak persegi dan kapak lonjong (Bukan kapak maut naga genit 212 ya,  wakwak). Kapak persegi bentuknya persegi panjang dan ada pula yang berbentuk trapesium.

Selain kapak persegi dan kapak lonjong, pada zaman ini juga terdapat barang-barang yang lain sperti perhiasan, gerabah, dan pakayan. Perhiasan yang ditemukan kebenyakan terbuat dari batu dan kulit kerang.

iv.   Tradisi Megalithik

Megalithikum artinya zaman batu besar. Pada zaman ini terdapat bangunan dari batu yang berukuran besar. Tradisi pendirian batu berukuran besar erat kaitannya dengan kepercayaan yang berkembang pada saat itu, yaitu pemujaan terhadap roh nenek moyang.

Jenis-jenis bangunan megalitik antara lain, menhir, dolmen, kubur peti, waruga, sarkofagus, punden berundak, dan patung.

-          Menhir

Bangunan berupa batu tegak atau tugu yang berfungsi sebagai tempat pemujaan roh nenek moyang atau tanda peringatan utuk orang yang telah meninggal.

-          Dolmen

Bangunan berupa meja batu, yang terdiri atas batu lebar yang ditopang beberapa batu yang lain. Dolmen berfungsi sebagai tempat persembahan untuk memuja para leluhur. Selain itu dolmen berfungsi sebagai tempat pemujaan  atau tempat duduk untuk kepala suku atau raja.

-          Kubur peti batu

Tempat penyimpanan mayat. Kubur peti batu ini terbentuk dari 6 buah papan batu, dan sebuah penutup peti.  

-          Waruga

Kubur peti batu dalam ukuran kecil. Bentuknya kubus dan bulat. Kubur peti batu ini ditemukan di Sulawesi Tengah.

-          Sarkofagus

Bangunan berupa kubur batu yang berbentuk seperti lesung dan diberi tutup

-          Punden berundak

Bangunan bertingkat yang dihubungkan tanjakan kecil. Punden berundak, berfungsi sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang.

-          Patung

Bentuk patung masih sederhana, umumnya berbentuk binatang atau manusia.

 

2)      Zaman Logam

Pada zaman ini, manusia tidak hanya menggunakan bahan-bahan dari batu untuk membuat alat-alat kehidupannya, tetapi juga mempergunakan bahan dari logam, yaitu perunggu dan besi.

Menurut perkembangannya, zaman logam dibedakan menjadi tiga, yaitu zaman perunggu, zaman tembaga, dan zaman besi. Benda-benda yang dihasilkan pada zaman ini antara lain adalah kapak corong (kapak yang menyerupai corong), nekara, moko, bejana, perunggu, manik-manik, cendrasa (kapak sepatu).

 

c)      Periodisasi berdasarkan perkembangan kehidupan

Berdasarkan perkembnagan kehidupan, masa praaksara dibagi menjadi beberapa tahap yaitu: Masa berburu dan mengumpulkan makanan, masa bercocok tanam, serta masa perundagian.

1)      Masa berburu dan mengumpulkan makanan

Masa berburu dan mengumpulkan makanan dibagi menjadi 2 tingkat, yaitu :

i.          Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana

Masa berburu makanan tingkat sederhana diperkirakan semasa dengan zaman paleolithikum.Manusia yang hidup pada masa ini masih rendah tingkat peradabannya. Mereka hidup mengembara, pindah dari tempat yang satu ke tempat yang lain sebagai pemburu binatang dan penangkap ikan. Di samping itu, mereka juga meramu, yakni mencari dan mengumpulkan makanan.Jenis makanan yang dikumpulkan misalnya ubi-ubian, buah-buahan dan daun-daunan.

(a)    Kehidupan Ekonomi

Kehidupan manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana masih sangat bergantung pada alam. Kebutuhan makanan dipenuhi dengan cara berburu hewan dan mengumpulkan umbi-umbian, buah-buhan serta dedaunan yang ditemukan di sekitar lingkungan mereka. Jika sumber makanan di sekitar tempat mereka menipis atau sudah habis, mereka berpindah ke tempat lain.

(b)   Kehidupan Sosial

Sesuai dengan cara memenuhi kebutuhan, manusia pada masa ini hidupnya tidak menetap. Mereka selalu berpindah-pindah tempat mencari tempat tinggal baru yang banyak terdapat binatang buruan dan bahan makanan. Mereka juga mencari tempat-tempat yang ada air. Tempat yang mereka pilih ialah di padang-padang rumput diselingi semak belukar, yang sering dilalui binatang buruan. Pasa masa ini merekan hidup secara berkelompok yang tersusun dari keluargakeluarga kecil. Anggota kelompok yang laki-laki melakukan perburuan dan yang perempuan mengumpulkan makanan dari tumbuh-tumbuhan serta hewan-hewan kecil.

(c)    Kehidupan Budaya

Pada masa ini, manusia sudah mampu membuat alat-alat sederhana dari batu atau tulang dan kayu. Alat-alat yang dibuat masih berbentuk kasar. Alat-alat tersebut antara lain adalah sebagai berikut.

-          Alat-alat batu inti, terdiri kapak perimbas, kapak penetak, pahat genggam, dan kapak genggam.

-          Alat serpih yang digunakan untuk pisau, peraut, gurdi, mata panah, dan untuk menguliti umbi-umbian.

-          Alat dari tulang dan kayu.

ii.        Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut

Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut diperkirakan semasa zaman mesolithikum. Kehidupan manusia pada masa ini sudah mengalami perkembangan dibandingkan dengan masa sebelumnya. Manusia mulai hidup menetap walaupun hanya untuk sementara waktu dan mulai mengenal cara bercocok tanam sederhana. Selain itu, tampak kegiatan-kegiatan manusia yang menghasilkan sesuatu yang belum dicapai pada masa sebelumnya seperti lukisan didinding gua atau dinding karang.

(a)    Kehidupan Ekonomi

Manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut sudah mengenal cara bercocok tanam dengan sistem berladang. Caranya, yaitu menebang hutan, kemudian membersihkan dan menanaminya. Beberapa kali tanah lading itu dipergunakan, dan setelah dirasakan kesuburannya berkurang, maka pindah ke tempat lain. Selain berladang, mereka juga memelihara dan mengembangbiakkan binatang.

(b)   Kehidupan Sosial

Kehidupan manusia pada masa ini masih dipengaruhi oleh cara hidup pada masa sebelumnya. Mereka masih melakukan perburuan hewan, menangkap ikan, mencari kerang dan mengumpulkan makanan dari lingkungan di sekitarnya.Meskipun demikian, kehidupan manusia mengalami perubahan yang besar.Manusia secara berkelompok mulai hidup menetap dengan memilih gua sebagai tempat tinggalnya.Biasanya gua yang dipilih adalah gua yang letaknya cukup tinggi, yaitu di lereng bukit dan dekat dengan mata air.

(c)    Kehidupan Budaya

Selama bertempat tinggal di gua, mereka melukiskan sesuatu di dinding gua yang menggambarkan suatu pengalaman, perjuangan, dan harapan hidup. Lukisan-Lukisan ini dibuat dengan cara menggores pada dinding atau dengan memberi warna merah, hitam, dan putih. Bentuknya ada berupa gambar tangan, binatang, atau bentuk lainnya.

Pada masa ini, kemampuan manusia membuat alat-alat atau perkakas mengalami kemajuan.Alat-alat-alat batu yang dibuat bentuknya lebih halus daripada masa sebelumnya. Alat-alat tersebut antara lain adalah sebagai berikut.

-          Kapak sumatra, yaitu batu kerakal yang dibelah tengah sehingga satu sisinya cembung halus dan sisi lainnya kasar.

-          Alat tulang sampung, yaitu alat yang terbuat dari tulang dan tanduk digunakan sebagai penggali umbi-umbian.

 

2)      Masa bercocok tanam

Masa bercocok tanam diperkirakan semasa dengan zaman Neolithikum. Pada masa ini, peradaban manusia sudah mencapai tingkatan yang cukup tinggi. Manusia sudah memiliki kemampuan mengolah alam untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan bercocok tanam dan mengembangbiakan binatang ternak. Manusia sudah hidup menetap dan tidak lagi berpindah-pindah seperti halnya pada masa berburu dan mengumpulkan makanan. Mereka hidup menetap karena persediaan makanan sudah tercukupi.

(a)    Kehidupan Ekonomi

Manusia sudah mampu mengolah alam untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kebutuhan makanan dipenuhi dengan cara membabat hutan dan semak belukar untuk ditanami berbagai jenis tanaman sehingga terciptalah ladang-ladang yang memberikan hasil pertanian. Selain bercocok tanam, mereka juga mengembangbiakan binatang ternak seperti ayam, kerbau dan hewan ternak lainnya. Meskipun sudah bercocok tanam dan memelihara hewan ternak, kegiatan berburu dan mengumpulkan hasil hutan masih tetap dilakukan.

(b)   Kehidupan Sosial

Kegiatan-kegiatan dalam kehidupan perkampungan yang bertujuan untuk mencukupi kebutuhan bersama mulai diatur dan dibagi antar anggota masyarakat.Kegiatan yang banyak menghabiskan tenaga seperti, membabat hutan, menyiapkan ladang untuk ditanami, membangun rumah atau membuat perahu dilakukan oleh laki-laki. Adapun perempuan melakukan kegiatan menabur benih di lading yang sudah disiapkan, merawat rumah dan kegiatan lain yang tidak memerlukan tenaga besar.

(c)    Kehidupan Budaya

Pada masa bercocok tanam, manusia semakin mahir membuat berbagai alat-alat atau perkakas. Alat-alat yang dihasilkan sudah dibuat halus dan fungsinya beraneka ragam. Ada yang berfungsi untuk kegiatan sehari-hari, ada yang berfungsi sebagai perhiasan, ada pula yang berfungsi sebagai alat upacara keagamaan. Alat-alat tersebut antara lain sebagai berikut.

-          Kapak Persegi digunakan mengerjakan kayu, menggarap tanah dan alat upacara keagamaan.

-          Kapak Lonjong digunakan sebagai cangkul untuk menggarap tanah dan sebagai kapak biasa.

-          Gerabah

-          Alat pemukul kulit kayu digunakan untuk memukul-mukul kulit kayu hingga halus.

-          Perhiasan berupa gelang dari batu dan kulit kerang.

Pada masa ini, mulai berkembang pula tradisi pendirian bangunanbangunan megalitik (bangunan besar dari batu). Tradisi ini didasari oleh kepercayaan akan adanya hubungan antara yang hidup dan yang mati, terutama kepercayaan akan adanya pengaruh kuat dari orang yang telah mati terhadap kesejahteraan masyarakat dan kesuburan tanaman. Jasa seorang kerabat yang telah meninggal dunia diabadikan dengan mendirikan bangunan batu besar.Bangunan ini kemudian menjadi media penghormatan, tempat singgah, dan menjadi lambing bagi orang yang meninggal tersebut.

 

3)      Masa Perundagian

Masa perundagian merupakan akhir masa praaksara di Indonesia. Kata perundagian berasal dari bahasa Bali: undagi, yang artinya  seseorang atau sekelompok orang atau segolongan orang yang mempunyai kepandaian atau keterampilan jenis usaha tertentu, misalnya pembuatan gerabah, pembuatan perhiasan, atau pembuatan sampan.

Masa perundagian diperkirakan semasa dengan zaman perunggu. Pada masa ini, peradaban manusia sudah maju tingkatannya. Teknologi pembuatan alat-alat atau perkakas jauh lebih tinggi dibandingkan dengan masa sebelumnya.

(a)    Kehidupan ekonomi

Masyarakat pada masa perundagian telah mampu mengatur kehidupannya. Kegiatan kehidupan yang mereka lakukan tidak lagi sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup, melainkan untuk meningkatkan kesejahteraan. Kegiatan pertanian di ladang dan sawah masih tetap dilakukan. Pengaturan ini dilakukan agar kegiatan pertanian tidak sepenuhnya bergantung pada hujan. Hasil pertanian disimpan untuk masa kering dan mungkin juga untuk diperdagangkan ke daerah lain. Kegiatan peternakan juga turut berkembang, hewan ternak yang dipelihara lebih beragam dari masa sebelumnya. Masyarakat telah mampu beternak kuda dan berbagai unggas.

Munculnya golongan masyarakat yang memiliki keterampilan tertentu menyebabkan teknologi berkembang pesat. Seiring kemajuan yang dicapai, terjadi peningkatan kegiatan perdagangan. Pada masa ini perdagangan masih bersifat barter, namun telah menjangkau tempat-tempat yang jauh, yakni antarpulau. Barang-barang yang dipertukarkan semakin beragam, seperti alat pertanian, perlengkapan upacara, dan hasil kerajinan. Kegiatan perdagangan antarpulau pada masa perundagian dibuktikan dengan ditemukannya nekara di Selayar dan kepulauan Kei yang dihiasi gambar-gambar binatang seperti gajah, merak, dan harimau. Binatang-binatang ini tidak ada di wilayah Indonesia bagian timur. Hal ini menunjukkan bahwa nekara tersebut berasal dari daerah Indonesia bagian barat.

(b)   Kehidupan Sosial

Masyarakat pada masa perundagian hidup menetapdi perkampungan yang lebih besar  dan lebih teratur. Perkampungan ini terbentuk dari bersatunya beberapa kampung hingga jumlah kelompok penduduk yang bertambah banyak.
Masyarakat tersusun dalam kelompok yang beragam. Ada kelompok petani, ada pedagang, ada pula kelompok undagi (perajin/tukang).

(c)    Kehidupan budaya

Pada masa perundagian, manusia sudah mahir membuat berbagai peralatan atau perkakas. Alat-alat yang dihasilkan terbuat dari logam digunakan untuk bertani, bertukang, peralatan rumah tangga, perhiasan dan sebagai alat perlengkapan upacara dan pemujaan.


Sumber:

Iwan S dkk. 2016.Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTs Kelas VII. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Pembukuan, Balitbang, Kemdikbud

Posted by Us Math Crew On November 20, 2020 No comments

0 comments:

Posting Komentar

Komentar teman-teman semua sangat berarti buat Blog ini.

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube

Mengenai Saya

Foto saya
SoE, Nusa Tenggara Timur, Indonesia
My name is : Oktafiana E. Meak; I Comefrom : Malaka; I life in : Toineke;

FACEBOOK

Blog Archive