Jumat, 20 November 2020

Kehidupan Manusia Pada Masa Praaksara

3.        Nilai-Nilai Budaya Masa Praaksara di Indonesia

a)      Religious

Masyarakat praaksara sudah memiliki kepercayaan terhadap adanya kekuatan ghaib. Mereka mempercayai bahwa pohon rimbun yang tinggi besar, hutan lebat, gua yang gelap, laut atau tempat lainnya dipandang keramat karena ditempati oleh roh halus atau mahluk ghaib. Mereka meyakini bahwa kejadian-kejadian alam seperti hujan, petir, banjir, gunung meletus, atau gempa bumi adalah akibat perbuatan roh halus atau makhluk gaib. Untuk menghindari malapetaka maka roh halus atau makhluk gaib harus selalu dipuja. Kepercayaan roh halus ini disebut dengan Animisme.

Selain percaya kepada roh halus, mereka juga percaya bahwa benda-benda tertentu seperti kapak, mata tombak atau benda lainnya memiliki kekuatan ghaib, karena ada kekuatan ghaibnya maka benda tersebut harus dikeramatkan. Kepercayaan akan benda-benda yang memiliki kekuatan ghaib disebut Dinamisme.

b)      Gotong Royong

Masyarakat praaksara hidup secara berkelompok, mereka bergotong-royong untuk kepentingan bersama, contohnya membangun rumah yang dilakukan secara bersama-sama. Budaya gotong-royong juga dapat dilihat dari peninggalan mereka berupa bangunan-bangunan besar yang dapat dipastikan dibangun secara gotong-royong.

c)      Musyawarah

Dalam kehidupan berkelompok, masyarakat praaksara telah mengembangkan nlai musyawarah. Hal ini dapat ditunjukkan dengan dipilihnya pemimpin yang dianggap paling tua (sesepuh) yang mengatur masyarakat dan memberikan keputusan untuk memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bersama.

d)     Keadilan

Nilain keadilan sudah diterapkan dalam kehidupan masyarakat praaksara, yaitu adanya pembagian tugas sesuai dengan kemampuan dan keahliannya. Tugas antara kaum laki-laki berbeda dengan kaum perempuan. Hal ini mencerminkan sikap yang adil karena setiap orang akan memperoleh hak dan kewajiban sesuai kemampuannya.

e)      Tradisi bercocok tanam

Salah satu cara yang dilakukan oleh masyarakat praaksara untuk memenuhi kebutuhan hidup adalah bercocok tanam.

Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya alat khas pertanian yang berupa beliung persegi dan alat lainnya.

f)       Tradisi Bahari

Masyarakat praaksara telah mengenal ilmu astronomi. Ilmu ini sangat membantu saat mereka berlayar dari pulau ke pulau dengan memakai perahu yang sangat sederhana. Perahu-perahu cadik merupakan bentuk yang paling umum dikenal pada waktu itu. Perahu bercadik adalah perahu yang kanan-kirinya dipasang alat dari bambu dan kayu agar perahunya tidak mudah oleng.

Posted by Us Math Crew On November 20, 2020 No comments

0 comments:

Posting Komentar

Komentar teman-teman semua sangat berarti buat Blog ini.

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube

Mengenai Saya

Foto saya
SoE, Nusa Tenggara Timur, Indonesia
My name is : Oktafiana E. Meak; I Comefrom : Malaka; I life in : Toineke;

FACEBOOK

Blog Archive