Hay,
teman-teman semua…kali ini kami akan share materi pembelajaran IPS Kelas 7
Semester 1 BAB II, tentang Interaksi Sosial dan Lembaga Sosial. Namun untuk topik
pembelajaran pada BAB ini, akan kami bagi dalam dua postingan berbeda, yakni
pada posting kali ini tetntang Interaksi Sosial dan topik kedua tentang Lembaga
Sosial. Link materi tentang lembaga social ada dibagian akhir dari postingan
ini.
OK
teman-teman…OTW..
Interaksi Sosial
1. Pengertian
dan Syarat Interaksi Sosial
Manusia disebut makhluk sosial, karena ia memiliki
gregariuosness yaitu suatu naluri untuk selalu hidup dengan orang lain.
Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan antara orang perorangan, antara
kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dan kelompok manusia. Dalam
interaksi sosial, hubungan yang terjadi harus dilakukan secara timbal balik
oleh kedua belah pihak. Artinya kedua belah pihak harus saling merespon.
Proses interaksi sosial akan terjadi apabila di antara
pihak yang berinteraksi melakukan kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial
dan komunikasi sosial merupakan syarat terjadinya interaksi sosial. Tanpa
adanya kedua syarat itu, interaksi sosial tidak akan terjadi. Melalui kontak
dan komunikasi seseorang akan memberikan tafsiran pada perilaku orang lain,
atau perasaan-perasaan yang ingin disampaikan kepada orang lain.
Berlangsungnya suatu proses interaksi sosial didasarkan
pada beberapa faktor, antara lain sebagai berikut.
a)
Faktor
imitasi merupakan proses seseorang mencontoh orang lain atau kelompok.
Contohnya, seorang anak perempuan bermain masak-masakan karena melihat ibunya
pada saat memasak di dapur.
b)
Faktor
sugesti merupakan pengaruh yang dapat menggerakkan hati orang. Contohnya,
seorang pasien yang akan berobat ke seorang
dokter, pasien tersebut akan cepat mengalami penyembuhan salah satunya
disebabkan adanya rasa sugesti pada
dokter tersebut.
c)
Faktor
identifikasi merupakan kecenderungan-ke cenderungan atau keinginan-keinginan
dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. Contohnya, seorang
anak yang mengidolakan pemain bola, sehingga semua tingkah laku idolanya akan
dilakukan.
d)
Faktor
simpati merupakan kemampuan untuk merasakan diri seolah-olah dalam keadaan
orang lain dan ikut merasakan apa yang dilakukan, dialami, atau diderita orang
lain. Contohnya, pada saat ada tetangga kita yang tertimpa musibah, maka kita
ikut merasakan kesedihannya dan berusaha membantunya.
Suatu tindakan manusia dikatakan sebagai interaksi sosial
apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a)
Jumlah
pelakunya lebih dari seorang, biasanya dua atau lebih.
b)
Berlangsung
secara timbal-balik.
c)
Adanya
komunikasi antarpelaku dengan menggunakan simbol-simbol yang disepakati.
d)
Adanya
suatu tujuan tertentu.
Berlangsungnya interaksi sosial di dalam masyarakat
terdapat aturan yang mengatur perilaku manusia dalam berinteraksi. Aturan
mengenai ruang, di mana terjadinya interaksi sosial tersebut. Misalnya,
interaksi yang terjadi di rumah antara orang tua dengan anak, anak dengan anak.
Interaksi di sekolah antara teman dengan teman, siswa dengan kepala sekolah,
guru, dan karyawan. Interaksi di masyarakat antara teman sebaya dan dengan
orang yang lebih tua.
Aturan mengenai waktu, aturan mengenai kapan interaksi
sosial itu terjadi. Misalnya, interaksi sosial dulu dan sekarang. Aturan
mengenai gerak dan sikap tubuh, dalam interaksi sosial orang lain membaca
perilaku kita, selain kata-kata kita, karena dalam interaksi tidak hanya
memperhatikan apa yang dikatakan orang lain tetapi juga apa yang dilakukannya.
Dengan menggunakan gerak dan sikap tubuh seperti, memicingkan mata, mengangkat
bahu, menganggukkan kepala, mengacungkan ibu jari, mengangkat bahu, dan
sebagainya.
2. Bentuk-Bentuk
Interaksi Sosial
a) Proses-Proses
yang Asosiatif
Proses ini terjadi apabila seseorang atau sekelompok
orang melakukan interaksi sosial
yang mengarah kepada kesatuan pandangan.
Proses ini terdiri atas tiga bentuk yaitu kerja sama, akomodasi, dan asimilasi.
i.
Kerja
sama
Kerja sama disini dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama
antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa
tujuan bersama. Dalam pelaksanaan kerja sama, ada lima bentuk kerja sama yaitu kerukunan,
bergaining, kooptasi, koalisi, dan joint venture.
ii.
Akomodasi
Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha
manusia untuk meredakan suatu pertentangan, yaitu usaha-usaha untuk mencapai
kestabilan. Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan
tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
Dalam pelaksanaannya, akomodasi memiliki beberapa bentuk yaitu koersi,
kompromi, arbitrasi, mediasi, konsiliasi, toleransi, stalemate, dan ajudikasi.
iii.
Asimilasi
Asimilasi merupakan cara-cara bersikap dan bertingkah
laku dalam menghadapi perbedaan untuk mencapai kesatuan dalam pikiran dan
tindakan. Proses asimilasi dapat dengan mudah terjadi melalui beberapa cara,
antara lain dengan sikap toleransi, sikap saling menghargai orang lain dan
kebudayaannya, persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan, serta perkawinan
campuran.
b) Proses-Proses
yang Disosiatif
Proses ini terjadi apabila seseorang atau sekelompok
orang melakukan interaksi sosial
yang mengarah pada konflik dan merenggangkan solidaritas
kelompok. Proses ini terdiri atas tiga bentuk yaitu kompetisi, kontravensi, dan
pertentangan.
i.
Kompetisi
(Persaingan)
Kompetisi adalah suatu proses individu atau kelompok yang
bersaing untuk mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan tertentu. Di
dalam persaingan ini ada dua jenis, yaitu persaingan yang bersifat pribadi dan
persaingan kelompok. Kompetisi pribadi melibatkan satu individu dengan individu
lain yang secara langsung bersaing untuk mendapatkan sesuatu. Kompetisi
kelompok merupakan persaingan yang melibatkan berbagai pihak secara
berkelompok.
ii.
Kontravensi
Kontravensi adalah sikap mental yang tersembunyi terhadap
orang lain atau terhadap unsur-unsur kebudayaan suatu golongan tertentu.
Kontravensi ini ditandai oleh gejala-gejala adanya ketidakpastian mengenai diri
seseorang dan perasaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian atau kera guan
terhadap kepribadian seseorang.
iii. Pertentangan (Konflik)
Pertentangan (konflik) adalah suatu proses di mana
individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang
pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan. Konflik terjadi jika
dua pihak berusaha saling menggagalkan tujuan masing-masing. Pertentangan
(konflik) disebabkan oleh antara lain perbedaan antara individu-individu,
perbedaan kebudayaan, perbedaan kepentingan, dan perubahan sosial.
Bentuk-bentuk pertentangan atau konflik yang terjadi di masyarakat seperti
konflik pribadi, konflik sosial, konflik antar kelas-kelas sosial, konflik
politik, dan konflik internasional.
3.
Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap Pembentukan Lembaga
Sosial
Bertemunya orang perorangan atau kelompok dalam pergaulan
hidup akan menghasilkan suatu kelompok sosial yang hidup bersama yang
membutuhkan suatu aturan. Sehingga melahirkan lembaga untuk memenuhi berbagai
kebutuhan hidup manusia. Suatu lembaga terbentuk akibat dari berbagai aktivitas
manusia dalam memenuhi kebutuhan melalui interaksi sosial. Peristiwa aktivitas
manusia yang selalu diulang-ulang dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan mencari
berbagai alternatif kebutuhan itu akhirnya melembaga dan melekat pada
masing-masing individu.
Interaksi sosial berpengaruh besar terhadap terbentuknya
lembaga sosial masyarakat yang bersangkutan. Melalui interaksi sosial, manusia
saling bekerja sama, menghargai, menghormati, hidup rukun, dan gotong royong.
Sikap-sikap tersebut mampu menciptakan keteraturan dan ketertiban dalam
kehidupan bermasyarakat yang mendorong munculnya lembaga sosial.
Ok
teman-teman, demikian riangkasan materi yang dapat kami share, semoga
bermanfaat… sampai jumpa lagi dipostingan kami selanjutnya tentang Lembaga Sosial
Sumber:
Iwan S dkk. 2016.Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTs Kelas VII. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Pembukuan, Balitbang, Kemdikbud.
0 comments:
Posting Komentar
Komentar teman-teman semua sangat berarti buat Blog ini.