Hay
teman-teman, kembali lagi bersama situs PEMBELAJARAN SMP. Hari ini kami share
lagi materi IPS Kelas 7, Semester 1 BAB I, topik ke-4 yakni tentang Dinamika Kependudukan Indonesia. Untuk topik
pembahasan lainnya silakan teman-teman akses link yang ada diakhir postingan
ini.
Ok
teman-teman, langsung saja… OTW..
Dinamika Kependudukan Indonesia
Dinamika
penduduk adalah perubahan jumlah penduduk pada suatu wilayah yang disebabkan
oleh tiga faktor yaitu, kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas), dan
perpindahan (migrasi).
1. Jumlah
Penduduk
Indonesia
memiliki jumlah penduduk yang sangat besar. Jumlah penduduk yang besar ibarat
pisau bermata dua. Di satu sisi bisa menjadi keuntungan bagi Indonesia dengan
jumlah penduduk usia produktif yang berlimpah. Namun di sisi lain bisa menjadi
kerugian bila jumlah penduduk yang besar itu memiliki kualitas yang rendah,
dilihat dari pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan.
2. Persebaran
Penduduk
Persebaran
atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah
atau negara, apakah penduduk tersebut tersebar merata atau tidak. Persebaran
penduduk dapat dikenali dari kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk merupakan
indikator adanya perbedaan sumber daya yang dimiliki suatu wilayah. Wilayah
yang memiliki sumber daya yang lebih baik, baik sumber daya fisik maupun
manusianya, akan cenderung dipadati penduduk.
Kepadatan penduduk juga memberikan informasi kepada pemerintah tentang
pemerataan pembangunan. Wilayah yang penduduknya jarang menunjukkan pembangunan
belum merata ke berbagai wilayah. Kondisi persebaran penduduk yang tidak merata
merupakan sebuah permasalahan tersendiri bagi pelaksanaan pembangunan. Salah
satu cara untuk memeratakan jumlah penduduk di Indonesia adalah dengan melalui
perpindahan penduduk dari daerah yang padat ke daerah yang jarang penduduknya.
3. Komposisi
Penduduk
Komposisi
penduduk adalah pengelompokan penduduk berdasarkan usia/ umur, jenis kelamin,
mata pencaharian, agama, bahasa, pendidikan, tempat tinggal, jenis pekerjaan,
dan lain-lain. Komposisi penduduk diperlukan dalam suatu negara karena dapat
dijadikan dasar pengambilan keputusan ataupun penentuan kebijaksanaan dalam
pelaksanaan pembangunan.
a) Komposisi
Penduduk Berdasarkan Usia
Komposisi
penduduk berdasarkan usia/umur dapat dibuat dalam bentuk usia tunggal, seperti
0, 1, 2, 3, 4, sampai 60 tahun atau lebih. Komposisi penduduk dapat juga dibuat
berdasarkan interval usia tertentu, seperti 0–5 tahun (usia balita), 6–12 tahun
(usia SD), 13–15 tahun (usia SMP), tahun 16–18 (usia SMA), 19–24 tahun (usia
Perguruan Tinggi), 25–60 tahun (usia dewasa), dan >60 tahun (usia lanjut).
Selain itu, komposisi penduduk juga dapat dibuat berdasarkan usia produktif dan
usia nonproduktif, misalnya: usia 0–14 (usia belum produktif), 15–64 (usia
produktif), dan usia >65 (tidak produktif).
b) Komposisi
Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Komposisi
penduduk berdasarkan jenis kelamin juga penting untuk diketahui, karena dapat
digunakan dalam menghitung angka perbandingan jenis kelamin (sex ratio).
Perbandingan tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan bentuk pemberdayaan
penduduk sebagai sumber daya manusia sesuai dengan karakteristiknya. Misalnya,
berkenaan dengan pekerjaan, tanggung jawab, serta bentuk pengembangan
pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan potensi dan kemampuan penduduk.
4. Pertumbuhan
dan Kualitas Penduduk
Pertumbuhan
penduduk adalah keseimbangan dinamis antara kekuatan yang menambah dan kekuatan
yang mengurangi jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang memengaruhi
pertumbuhan penduduk, yakni kelahiran, kematian, dan migrasi. Kelahiran dan
kematian disebut faktor alami, sedangkan migrasi disebut faktor nonalami.
Kelahiran bersifat menambah, sedangkan kematian bersifat mengurangi jumlah
penduduk. Migrasi yang bersifat menambah disebut migrasi masuk (imigrasi),
sedangkan migrasi yang bersifat mengurangi disebut migrasi keluar (emigrasi).
Pertumbuhan
penduduk yang cepat menyebabkan beberapa hal berikut ini.
a) Pertumbuhan
penduduk usia muda yang cepat menyebabkan tingginya angka pengangguran.
b) Persebaran
penduduk tidak merata.
c) Komposisi
penduduk kurang menguntungkan karena banyaknya penduduk usia muda yang belum
produktif sehingga beban ketergantungan tinggi.
d) Arus
urbanisasi tinggi, sebab kota lebih banyak menyediakan lapangan kerja.
e) Menurunnya
kualitas dan tingkat kesejahteraan penduduk.
5. Keragaman
Etnik dan Budaya
Menurut Koentjaraningrat, suku bangsa
berarti sekelompok manusia yang mempunyai kesatuan budaya dan terikat oleh
kesadaran budaya tersebut, sehingga menjadi identitas. Kesadaran dan identitas
biasanya dikuatkan oleh kesatuan bahasa. Jadi, suku bangsa adalah gabungan
sosial yang dibedakan dari golongangolongan sosial sebab mempunyai ciri-ciri
paling mendasar dan umum berkaitan dengan asal-usul dan tempat asal serta
kebudayaan. Ciri-ciri suku bangsa memiliki kesamaan kebudayaan, bahasa, adat
istiadat, dan nenek moyang. Ciri-ciri mendasar yang membedakan suku bangsa satu
dengan lainnya, antara lain bahasa daerah, adat istiadat, sistem kekerabatan,
kesenian daerah, dan tempat asal.
Kehidupan sosial budaya masyarakat
Indonesia sangat beragam. Keragaman
tersebut dipengaruhi faktor lingkungan. Masyarakat yang tinggal di daerah
pegunungan akan lebih banyak menggantungkan kehidupannya dari pertanian,
sehingga berkembang kehidupan sosial budaya masyarakat petani. Sementara itu,
daerah pantai akan memengaruhi masyarakatnya untuk mempunyai mata pencarian
sebagai nelayan dan berkembanglah kehidupan sosial masyarakat nelayan.
Keragaman bangsa Indonesia tampak pula
dalam seni sebagai hasil kebudayaan daerah di Indonesia, misalnya dalam bentuk
tarian dan nyanyian. Hampir semua daerah atau suku bangsa mempunyai tarian dan
nyanyian yang berbeda. Begitu juga dalam hasil karya, setiap daerah mempunyai
hasil karya yang berbeda dan menjadi ciri khas daerahnya masing-masing.
Keanekaragaman budaya Indonesia dari
Sabang sampai Merauke merupakan aset yang tidak ternilai harganya, sehingga
harus tetap dipertahankan dan dilestarikan. Ada sebagian warga Indonesia yang
tidak mengetahui ragam budaya daerah lain di Indonesia, salah satunya budaya
melukis tubuh di Mentawai, Sumatra Barat, tindik sebagai tanda kedewasaan dan
masih banyak kebudayaan lain yang belum tereksplorasi. Setiap daerah memiliki
kebudayaan yang khas. Keragaman budaya
tersebut dapat diketahui melalui bentuk-bentuk pakaian adat, lagu
daerah, tarian daerah, rumah adat, upacara adat dan lain sebagainya.
Demikian
teman-teman, pembahasan topik Dinamika
Kependudukan Indonesia, semoga bermanfaat… sampai jumpa di postingan kami
berikutnya.
Baca Juga materi:
Topik
ke-1, tentang Pengertian Ruang dan Interaksi Antarruang
Topik
ke-2, tentang Letak dan Luas Indonesia
Topik
ke-3, tentang Potensi Sumber Daya Alam dan Kemaritiman Indonesia
Topik
ke-5, tentang Kondisi Alam Indonesia
Topik
ke-6, tentang Perubahan Akibat Interaksi Antarruang
Sumber:
Iwan S dkk. 2016.Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTs Kelas VII. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Pembukuan, Balitbang, Kemdikbud.
0 comments:
Posting Komentar
Komentar teman-teman semua sangat berarti buat Blog ini.